Hit-Id.com - PTC Indonesia

Pages

4

3.3.12

Wisata ke Songgoriti Batu Malang

Menginap semalam di Kawasan Wisata Songgoriti Batu Malang, sungguh sangat mengesankan. Lokasi Kawasan Wisata yang sejuk, damai dan Kebersihannya terjaga (tidak seperti Kawasan Wisata lain yang kotor akan sampah). Pada tanggal 24 Februari 2012, kami sekeluarga menginap di salah satu Villa, Villa tersebut dikategorikan tarifnya tidak mahal untuk kami sekeluarga dengan 2 kamar.

Sebelum bercerita lebih banyak, kita akan mengenal terlebih dahulu mengenai Kawasan Wisata Songgoriti Malang.


Keterangan di bawah ini adalah sumber data yang berasal dari Wikipedia.com:

Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius.
 Lambang Kota Batu
Lambang Kota Batu
Motto: Hakaryo Guno Mamayu Bawono (Berkarya Guna Memajukan Dunia)


Sejarah

Sejak abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah adalah daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan.
     
Pada waktu pemerintahan Raja Sindok , seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang keras, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti.
     
Atas persetujuan Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta dibangunnya sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.
     
Di tempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari kerajaan Sendok. Oleh karena sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural (Magic) yang maha dasyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk akhirnya berubah menjadi sumber air panas. Dan sumberair panas itupun sampai saat ini menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.
     
Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di kaki Gunung Panderman dengan ketinggian 700 sampai 1100 meter di atas permukaan laut, berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama "B A T U" mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.
     
Dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau batu sebagai sebutan yang digunakan untuk Kota Dingin di Jawa Timur.
     
Sedikit menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu Ghonaim sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang memulai babat alas dan dipakai sebagai inspirasi dari sebutan wilayah Batu, sebenarnya Abu Ghonaim sendiri adalah berasal dari JawaTengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah dikaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni)
Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan barunya bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut berbagi rasa, pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi pengikut Pangeran Diponegoro. Akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu.
     
Bermula mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas akhirnya lambat laun komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai.

Geografis

Locator kota batu.png 

Peta lokasi Kota Batu
Koordinat: 7° 44' 55,11" s/d 8° 26' 35,45" LS

122° 17' 10,90" s/d 122° 57' 00,00" BT

Kota Batu terletak pada ketinggian rata-rata 871 m di atas permukaan laut. Kota Batu dikelilingi beberapa gunung, di antaranya adalah:
  • Gunung Anjasmoro (2277 m)
  • Gunung Arjuno (3339 m)
  • Gunung Banyak
  • Gunung Kawi (2651 m)
  • Gunung Panderman (2040 m)
  • Gunung Welirang (2156 m)

Sebagai layaknya Wilayah Pegunungan yang wilayahnya subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki Panorama Alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk itulah di awal abad 19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itupun membangun tempat-tempat Peristirahatan (Villa) bahkan bermukim di Batu. 

Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa Pemerintahan Hindia Belanda itupun masih berbekas bahkan menjadi aset dan kunjungan Wisata hingga saat ini. Begitu kagumnya Bangsa Belanda atas keindahan dan keelokan Batu, sehingga bangsa Belanda mensejajarkan wilayah Batu dengan sebuah negara di Eropa yaitu Switzerland dan memberikan predikat sebagai De Klein Switzerland atau Swiss kecil di Pulau Jawa.

Peninggalan arsitektur dengan nuansa dan corak Eropa pada penjajahan Belanda dalam bentuk sebuah bangunan yang ada saat ini serta panorama alam yang indah di kawasan Batu sempat membuat Bapak Proklamator sebagai The Father Foundation of Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta setelah Perang Kemerdekaan untuk mengunjungi dan beristirahat di kawasan Selecta Batu.

Pembagian administratif

Kota Batu terdiri atas 3 kecamatan yang dibagi lagi menjadi 19 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan di Kota Batu adalah Batu, Bumiaji, dan Junrejo.

Pariwisata

 

Alun-alun Kota Batu

Kota Batu pernah dijuluki sebagai Swiss Kecil di Pulau Jawa serta kawasan wisata pegunungan yang sejuk. Di obyek wisata Songgoriti terdapat Candi Songgoroto dan patung Ganesha peninggalan Kerajaan Singosari serta tempat peristirahatan yang dibangun sejak zaman Belanda.

Wisata gua

  • Wisata gua terdapat di Cangar dan Tlekung

Air terjun

 

Air terjun Coban Rondo

  • Coban Rais
  • Coban Talun

Pemandian

 

Peresmian pemandian Selecta (1900-1920)

 

Bioskop "Mimosa" di Batu (1941)

  • Songgoriti (pemandian air dingin dan panas)
  • Selecta (pemandian air dingin)
  • Cangar (pemandian air panas mengandung belerang)

Agrowisata

  • Kusuma Agrowisata (perkebunan apel, stroberi, jambu, dan jeruk, serta tempat outbound

Perkemahan (hiking)

  • Taman Hutan Rakyat R. Soerjo (Cangar)
  • Gunung Panderman
  • Coban Rondo

Wisata Lainnya

  • Batu Secret Zoo (Jatim Park 2)
  • Jatim Park 1
  • Batu Night Spectacular
  • Batu Wonderland
Ada pula objek wisata terbaru di Kota Batu berupa wisata udara paralayang. Setiap hari Minggu, di alun-alun Batu diselenggarakan Pasar Wisata Minggu yang menjual makanan khas Batu serta berbagai macam kerajinan tangan. Jatim Park merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Jawa Timur, dan yang terbaru dari obyek wisata di Kota Batu adalah Museum Satwa . Di kota ini banyak terdapat villa serta sejumlah hotel berbintang lima.

Batu juga dikenal sebagai kawasan agropolitan, sehingga mendapat julukan Kota Agropolitan. Seperti halnya kawasan Malang Raya dan sekitarnya, Batu banyak menghasilkan apel, sayur mayur, dan bawang putih. Batu juga dikenal sebagai kota seniman. Ada banyak sanggar lukis dan galeri seni di kota ini. Yang terbaru Batu Night Spectaculer, merupakan taman hiburan remaja dengan beberapa wahana mirip di Dunia Fantasi Ancol Jakarta. Tidak kalah menarik dari BNS / Batu Night Spectaculer, ada juga tempat Pariwisata pelajar dan Keluarga yaitu Museum Satwa. Museum yang Bertaraf Internasional dan bergaya Yunani ini adalah museum dimana replika Satwa di Dunia yang belum punah dan yang sudah punah ada di sini. Kita juga bisa melihat replika kerangka hewan purba. di Museum Satwa ini juga pernah menjadi tempat pengambilan Video Clip lagu dari The Virgin dengan lagunya Belahan Jiwa. Berbagai sarana kegiatan luar ruang banyak tersedia, yang paling lengkap adalah BEJI outbound yang terletak di Desa Beji.

Kuliner Khas

  • Sate Kelinci
  • Jagung Bakar (wisata payung)
  • Berbagai produk apel, termasuk: sari apel, jenang dan dodol apel, cuka apel
  • Berbagai keripik: keripik singkong, kentang, dan aneka buah lainnya
  • Berbagai sari buah: Sari buah apel, dan lainnya
  • Soto ayam (terdapat beberapa kedai soto terkenal yang mejual soto ayam yang rasanya digemari masyarakat)
  • Ketan (jajanan pasar, terdiri dari ketan, bubuk kelapa dan gula manis)
  • Bakso (dikenal sebagai Bakso Batu)
  • Lalap ikan wader
  • Angsle (sejenis kolak dengan ketan dan serabi juga petulo yang sangat nikmat dengan suasana dingin kota batu)
  • Tape ketan hitam (bisa ditemukan pada pemandian cangar yang dapat menghangatkan tubuh)
  • Sate Ayam, Kelinci, dan Kambing khas Wisata Payung
  • Tahu Kentaki DHIGADHO (Gorengan tahu alami, dengan rasa yang khas rempah rempah pilihan)
  • Sego Bancakan, Ikan Bakar Lempung, Penyet-penyet, Jangan Lombok khas Batu di Kampung Lumbung

Walikota

  • Drs. H.M. Imam Kabul, M.Si. M.Hum. (2002-26 Agustus 2007). Wafat saat menjabat.
  • Muhammad Khudlori (26 Agustus 2007-26 November 2007). Wafat
  • Plh. Drs. Soerjanto Soebandi, M.M. (26 November 2007-24 Desember 2007).
  • Eddy Rumpoko (24 Desember 2007-sekarang)

Nah, setelah mengenal Kota Batu yang sesungguhnya, melalui catatan yang saya kutip dari wikipedia.com, Bagaimana menurut anda? sungguh sangat mengesankan bukan?

Bila anda datang ke Kawasan Wisata Songgoriti, mulailah memesan Villa, Hotel atau penginapan kecil. Berdasarkan pengalaman kami, kami telah mencatat beberapa Villa bertarif tidak terlalu mahal rekomendasi dari catatan kecil browsing Internet, namun setelah berada di tempatnya, sungguh sangat mengecewakan karena harganya berubah naik. 

Nah, bila anda sekeluarga berniat menginap untuk menghadapi hari Libur atau akhir pekan (Sabtu dan Minggu), cobalah untuk booking tempat menginap terlebih dahulu dengan cara memastikan penawaran yang sebenarnya jangan sampai terkecoh. Namun bila anda berniat datang lansung ke lokasi pada hari biasa (Jam kerja umum), itu lebih baik karena anda dapat melihat tempat menginapnya untuk dapat menawar tarif sewa Villa/ Penginapan seminimal mungkin dan juga dapat mengetahui fasilitas yang ada (seperti; kebersihan kamar mandi/ Toilet, air panas, TV atau ruangan tidur dll).

Berikut Gambar-gambar yang kami ambil, yang mungkin dapat anda nilai sendiri:

Villa

 Bila anda beruntung anda akan mendapatkan Villa yang nyaman untuk beristirahat.

Menghabiskan malam di Batu Night Park !  sebelum beristirahat untuk kembali ke Villa

Kincir Besar yang dapat dinaiki orang tua dan muda, bila anda ingin melihat suasana malam Batu Night Park 



Suasana yang ramai dengan cahaya lampu, permainan, orang tua dan muda, ciparatan air dan ditambah dinginnya suasana pegunungan... mantap..!






Berjalan-jalan pada pagi hari dimulai dari jam 06.00 pagi 
sampai selesai sebelum berenang ke kolam renang










Di atas kawasan wisata ini yang tepatnya berlokasi di puncak "gunung banyak", anda bisa menemui kawasan yang diperuntukkan untuk olahraga paragliding atau paralayang.
Hanya dengan Rp. 250.000 anda bisa menikmati indahnya kota Batu dari udara dan ini bisa menjadi pengalaman yang luar biasa bagi anda yang memang hobby dengan olahraga ini.


Setelah sedikit berolahraga pagi atau sekedar jalan-jalan, anda dapat menikmati dinginnya air dalam kolam renang. untuk hal ini, kami datang lebih awal sekitar jam 7.30 pagi, saatnya para karyawan tempat rekreasi ini sambil berbenah..hehehe.. 
Alasan lain karena air kolam juga masih bening alias belum banyak pengunjung.




Setelah berenang kami bermain sejenak di taman bermain dan membeli oleh-oleh untuk di bawa pulang ke Jakarta




Tapi maaf bila anda membeli oleh-oleh yang bentuknya menggelembung, salah satunya anda dapat melihat gambar seperti di bawah ini, sebelum anda kaget/ kecewa:


Isinya cukup untuk merasa saja




English Language:

Staying overnight in tourism area Songgoriti Batu Malang, it is very impressive.
On February 24, 2012, our family stay in one of the Villa, Villa rates are categorized not expensive for our family with 2 rooms. Before we say more, we will know in advance about Songgoriti Tourism Region in Malang.

Description below, a record that comes from Wikipedia.com:

Batu Town is a city in East Java province, Indonesia. The city is located 15 km west of Malang, are on track Kediri-Malang and  Malang-Jombang. Batu town directly adjacent Mojokerto and Pasuruan District in the north and the Malang district to the east, south, and west. Area of ​​the city is located at an altitude of 680-1200 meters above sea level with average air temperature 15-19 degrees Celsius.

History

Since the 10th century, Batu and the surrounding area has been known as a resort for the King family, because the region is a mountainous area with a comfortable coolness, also supported by the natural scenic beauty as a characteristic of mountainous regions.
At the time of King Sendok, a senior named Mpu Supo kingdom ruled King Sendok to build a resort of the King family in a nearby mountain spring water there. With great effort, mpu Supo finally found an area that is now better known as the tourism area Songgoriti Batu Malang.

The approval of the King, who is said mpu Supo also began to build a powerful magic Songgoriti area as a resort of the King family as well as the construction of a temple, named Temple Supo.

In the resort, there are springs that flow and cool as all the springs in the mountainous region. Cold springs are often used to wash the magic kerisses as heirlooms of the King Sendok.

Because springs are often used to wash the things that magic kingdom and have a supernatural power (Magic) a mighty terrible, eventually the original springs were cold and cool eventually turned into a hot spring. And hot springs that was until recently a source of lasting in the region Songgoriti tourism area.

Batu City area located on the plateau at the foot of Mount Panderman with a height of 700 to 1100 meters above sea level, based on the stories of parents as well as any documents or track down, until now there has been certainty about when the name "B A T U" started to be called to name the resort area.

Of some local leaders are never called Batu relates that a scholar's name comes from the followers of Prince Diponegoro called or known as Abu Ghonaim Kyai Gubug Angin, which then calls the local people familiar with the call Mbah Wastu. Of Javanese culture habits that often shorten and shorten the term of a person's name is too long, too short to mention more and more quickly when calling someone, sooner or later end up as the Mabh Tu, Mbah Wastu called into Mbatu or Batu used as a designation for the City of Cold in East Java.

A little look back on the history of Abu Ghonaim as the embryo and the man known as community leaders who started the slash is used as the base and inspiration of the title area of ​​Batu, Abu Ghonaim itself is actually derived from Central Java. Abu Ghonaim as a faithful follower of Prince Diponegoro, deliberately left his native region of Central Java and migrated at the foot of Mount Panderman to avoid pursuit and capture of the Dutch soldiers (Company)

Abu Ghonaim or Mbah Wastu who began his new life together with the existing community and share that sense, the knowledge gained during the teaching and become followers of Prince Diponegoro. Finally, many residents and the surrounding community and others to arrive and settle to sit, studying and learning to Mbah Wastu religion.

They began living in groups (communities) in the Bumiaji, Sisir and Temas finally slowly getting bigger and many community and become a bustling community.

Geographical

Batu Town is located at an average altitude of 871 m above sea level. Batu town surrounded by several mountains, among which are:

  •   Anjasmoro mountain (2277 m)
  •   Arjuno mountain (3339 m)
  •   Many mountain
  •   Kawi mountain (2651 m)
  •   Panderman mountain (2040 m)
  •   Welirang mountain (2156 m)
As the mountain region as the region fertile, Batu and the surrounding areas also have a beautiful Panorama Nature and cool tube, of course this will attract other people to visit and enjoy as the mountains of stone which has its own charm. To that in the early 19th century Batu developed into a tourist destination, especially the Dutch, so the Dutch rose to build places of resort (Villa) and even live in the Batu.
Sites and heritage buildings during the Government of the Netherlands or the Dutch East Indies and even then still a trace even be an asset and a visit to this week. The Dutch are so impressed by the beauty and elegance of the Rock, so the Dutch align the stones with a country in Europe, namely Switzerland and gives the title as Switzerland or the Swiss De Klein minor in Java.

Architectural heritage with a European feel and style to the Dutch colonization in the form of an existing building and the beautiful scenery in the area of
​​Batu, had made Mr. proclaimed as the Father Foundation of Indonesia that Bung Karno and Bung Hatta after the War of Independence to visit and rest Selecta in the Batu. Selecta region.

Subdivisions
Batu town consists of three districts which are subdivided into 19 villages and five villages. Districts in the City of Batu is a Batu, Bumiaji, and Junrejo.

Tourism
Batu once dubbed the city Small Switzerland in Java as well as the cool mountain tourist area. In tourism there Songgoriti Songgoroto Temple and Ganesha statues and relics of the kingdom Singosari retreat built since the Dutch period.
cave tourism

There is a tourist cave in Cangar and Tlekung

Waterfall
- Coban Rais
- Coban Talun

Baths
- Songgoriti (hot and cold water baths)
- Selecta (cold water baths)
- Cangar (hot spring baths containing sulfur)

Agro

Kusuma Agro (plantations of apples, strawberries, guava, and orange, as well as place outbound

Campground (hiking)

- Forest Parks R. Soerjo (Cangar)
- Mount Panderman
- Coban Rondo

Other Holidays

- Secret Batu Zoo (Java Park 2)
- Java Park 1
- Batu Night Spectacular
- Batu Wonderland


There is also the newest attractions in Batu Town in the form of air travel paragliding. Every Sunday, in the square of the Batu was held Sunday Travel Market which sells food and various kinds of typical stone handicrafts. Java Park is one of the most popular tourist attractions in East Java, and the latest from the Batu City tourist attraction in the Museum of Wildlife. In this city there are many villas and a five-star hotel.
Batu is also known as agropolitan area, earning the nickname City of Agropolitan. As well as the surrounding area and Malang, Batu much produce apples, vegetables, and garlic. Stone is also known as a city of artists. There are many painting studios and art galleries in the city. The newest Rock Night Spectaculer, an amusement park with some rides like a teenager at the World Fantasy Ancol Jakarta. No less interesting than BNS / Rock Night Spectaculer, there is also a student and family the Tourism Wildlife Museum. Museum of Greek-style international standard and this is the museum where a replica of Animals in the World who have not become extinct and extinct here. We can also see a replica of an ancient animal bones. at the Museum of Wildlife has also been a place of extraction of Video Clip song from The Virgin with her song Soulmate. Various means of many outdoor activities available, the most complete Beji outbound is located in the village of Beji. 


Typical culinary

-
Satay Rabbit

- Corn Fuel (umbrella type)A variety of apple products, including: apple juice, porridge and dodol apples, apple cider vinegar Various chips: chips cassava, potato, and various other fruit A variety of fruit juices: apple juice, and other Chicken soup (there are several well-known tavern mejual soup chicken soup that tastes favored the public) Ketan (snacks market consists of sticky rice, coconut powder and sugar sweet)Meatballs (known as Meatball Batu)Wader fish salad Angsle (a type of sticky rice and pancakes with compote petulo also very delicious with a cold atmosphere of a Batu)Black sticky tape (can be found in the bath to warm the body Cangar) Satay Chicken, Rabbit, and Goat typical Umbrellas Travel Know Kentaki DHIGADHO (Fried know naturally, with a distinctive flavor spices of choice) Sego Bancakan, Fish Grill clays, penyet-penyet, not the typical Lombok Stone Barn in Village


So, what are you waiting for ..? Come to the Batu or you want more info, just email us at tetydanendrou@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar